Pada tau
ngak salah satu ras yang paling ber pengaruuh di dunia ? jawabannya yahudi ….
Yahudi,,yup,,, betul banget ras yang paling berpengaruh di dunia pada abad ke
20-21 ini ya mereka-mereka ini ,coba dech dibayangin hampir kebanyakan
produk-produk pangan,papan, dan sandang sebagian besar milik yahudi
contohnya danone,unilever,forn.levi's jeans,dll pertanyaannya kenapa yang
memiliki jumlah yang begitu kecil mampu menguasai dunia? jawabannya ya jelas karna
mereka lebih cerdas dan lebih berpengaruh dari pada kita. dan coba dech kita
telisik lebih jauh ternyata kecerdasan yang mereka miliki bukannya hanya
berasal dari seleksi alam( seleksi alam … kayak teori darwin) semata tapi juga secara genetika,ya ialah
keturunan langsng dari nabi besar Ibrahim a.s ya… karna nab Ibrahim ialah salah satu nabi memiliki intelektual yang melibihi orang-orang
lain.
Jika banyak penuslis yang membahas kecerdasan
yahudi secara seleksi alam dan genekika maka yang focus
gue bahas kali ini dari sudut pandang
genetis.
menelisik kecerdasan nabi Ibrahim
a.s.
sebagai
seorang muslim pasti sewaktu kecil kita
pernah diceritakan tentang kisah nabi Ibrahim
atau dienal juga dengan nama
Abraham menurut umat nasrani dan yahudi (yahudi
lagi…yahudi lagi) menurut kisahnya nich salah satu nabi bergelar ulul azmi ini semasa
kecil pernah ngak setujuh dengan praktek
penyembahan patung yang dibuat oleh ayahnya sendiri. Nabi Ibrahim adalah
putera Aaazar {Tarih} bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin Aaabir bin
Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh a.s(bokapnya masih ada nasab nya sampai
ke nabi nuh). Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama "Faddam A'ram"
dalam kerajaan "Babylon" yang pada waktu itu diperintah oleh seorang
raja bernama "Namrud bin Kan'aan( konon kabar nya dia mati ama lalat atau nyamuk nga maco
banget yach)."
nah
ketikah nabi Ibrahim kecil ini di suruh menyembah patung yang di buat oleh
tangan ayahanda nya sediri dia menolak dan mengatakan ngak ada manfaatnyna nnyembah patung yang ngak bias
bicara ,mendengar ,dan bergerak .dan ketika ia
beranjak remaja dia masih berdakwa kepada kaumnya yang sesat (dodol bin
jahiliyah).
mencari
tuhan
"Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada
bapaknya Azar: 'Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?
Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.' Dan
demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda- tanda keagungan (Kami yang
terdapat) di langit dan di bumi, dan Kami (memperlihatkannya) agar Ibrahim itu
termasuk orang-orang yang yakin. Ketika malam menjadi gelap, dia melihat sebuah
bintang (lalu) dia berkata: 'Inilah Tuhanku,' tetapi tatkala bintang itu
tenggelam, dia berkata: 'Saya tidak suka kepada yang tenggelam.'" (QS.
al-An'am: 74-76)
Al-Quran tidak menceritakan kepada kita peristiwa atau
suasana yang dialami Ibrahim saat menyatakan sikapnya dalam hal itu, tapi kita
merasa dari konteks ayat tersebut bahawa pengumuman ini terjadi di antara
kaumnya. Dan tampak bahawa kaumnya merasa puas dengan hal tersebut. Mereka
mengira bahawa Ibrahim menolak penyembahan berhala dan cenderung pada
penyembahan bintang. Kita ketahui bahawa di zaman Nabi Ibrahim manusia menjadi
tiga bahagian. Sebahagian mereka menyembah berhala sebahagian lagi menyembah
bintang, dan sebahagian yang lain menyembah para raja. Namun di saat pagi, Nabi
Ibrahim mengingatkan kaumnya dan membikin mereka terkejut di mana bintang-bintang
yang diyakininya kelmarin kini telah tenggelam. Ibrahim mengatakan bahawa ia
tidak menyukai yang tenggelam. Allah SWT berfirman:
"Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah
bintang (lalu) dia berkata:
'Inilah Tuhanku.'" (QS. al-An'am: 76)
Ibrahim kembali merenung dan memberitahukan kaumnya pada
malam kedua bahawa bulan adalah tuhannnya. Kaum Nabi Ibrahim tidak mengetahui
atau tidak memiliki kapasiti logik yang cukup atau kecerdasan yang cukup,
bahawa sebenarnya Ibrahim ingin menyedarkan dengan cara sangat lembut dan penuh
cinta. Bagaimana mereka menyembah tuhan yang terkadang tersembunyi dan
terkadang muncul atau terkadang terbit dan terkadang tenggelam. Mula-mula kaum
Nabi Ibrahim tidak mengetahui yang demikian itu. Pertama-tama Ibrahim
menyanjung bulan tetapi ternyata bulan seperti bintang yang lain, ia pun muncul
dan tenggelam: Allah SWT berfirman:
"Kemudian tatkala dia melihat sebuah bulan terbit dia
berkata: 'Inilah Tuhanku.' Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata:
'Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku
termasuk orang-orang yang sesat.'" (QS. al-An'am: 77)
Kita perhatikan di sini bahawa beliau berbicara dengan
kaumnya tentang penolakan penyembahan terhadap bulan. Ibrahim berhasil
"merobek" keyakinan terhadap penyembahan bulan dengan penuh
kelembutan dan ketenangan. Bagaimana manusia menyembah tuhan yang terkadang
tersembunyi dan terkadang muncul. Sungguh, kata Ibrahim, betapa aku
membayangkan apa yang terjadi padaku jika Tuhan tidak membimbingku. Nabi
Ibrahim mengisyaratkan kepada mereka bahawa beliau memiliki Tuhan, bukan
seperti tuhan-tuhan yang mereka sembah. Namun lagi-lagi mereka belum mampu
menangkap isyarat Nabi Ibrahim. Beliau pun kembali menggunakan argumentasi
untuk menundukkan kelompok pertama dari kaumnya, yaitu penyembah bintang. Allah
SWT berfirman:
"Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia
berkata: 'Inilah Tuhanku. Inilah yang lebih besar.' Maka tatkala matahari itu
terbenam, dia berkata: 'Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa
yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang
menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku
bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.'" (QS. al-An'am:
78-79)
Ibrahim berdialog dengan penyembah matahari. Beliau
memberitahukan bahawa matahari adalah tuhannya kerana dia yang terbesar.
Lagi-lagi Ibrahim memainkan peran yang penting dalam rangka menggugah fikiran
mereka. Para penyembah matahari tidak mengetahui bahawa mereka menyembah
makhluk. Jika mereka mengira bahawa ia adalah besar, maka Allah SWT Maha Besar.
Setelah Ibrahim memberitahukan bahawa matahari adalah
tuhannya, beliau menunggu saat yang tepat sehingga matahari itu tenggelam dan
ternyata benar dia bagaikan sembahan-sembahan yang lain yang suatu saat akan
tenggelam. Setelah itu Ibrahim memploklamirkan bahawa beliau terbebas dari
penyembahan bintang.
Ibrahim mulai memandang dan memberikan pengarahan kepada
kaumnya bahawa di sana ada Pencipta langit dan bumi. Argumentasi Ibrahim mampu
memunculkan kebenaran, tetapi sebagaimana biasa kebatilan tidak tunduk begitu
saja. Mereka mulai menampakkan taringnya dan mulai menggugat keberadaan dan
kenekatan Ibrahim as. Mereka mulai menentang Nabi Ibrahim dan mulai mendebatnya
dan bahkan mengancamnya. Allah SWT berfirman:
"Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata:
"Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah
telah memberi petunjuk kepadaku. Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari)
sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali jika Tuhanku
menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala
sesuatu. Maka apakah kamu
tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) ? Bagaimana
aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah)
padahal kamu tidak takut mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang
Allah sendiri tidak menurunkan hujah kepadamu untuk mempersekutukan-Nya. Maka
manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan (dari
malapetaka), jika kamu mengetahui)?'" (QS. al-An'am: 80-81)
Kita tidak mengetahui sampai sejauh mana ketajaman
pergelutan antara Nabi Ibrahim dan kaumnya, dan bagaimana cara mereka
menakut-nakuti Nabi Ibrahim. Al-Quran tidak menyinggung hal tersebut. Namun
yang jelas, tempat mereka yang penuh kebatilan itu mampu dilumpuhkan oleh
Al-Quran. Dari cerita tersebut, Al-Quran mengemukakan Nabi bahawa Ibrahim
menggunakan logik seorang yang berfikir sehat. Menghadapi berbagai tantangan
dan ancaman dari kaumnya, Nabi Ibrahim justru mendapatkan kedamaian dan tidak
takut kepada mereka. Allah SWT berfirman:
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukan
iman mereka dengan kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat
keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. " (QS.
al-An'am: 82)
menghancurkan
berhala
suatu
ketika pernah beliau ngancurin
berhala-berhalah yang kecil dengan kapak trus beliau gantungin kapaknya di leher patung yang gede
, pas orang-orang pada selesai melakukan perayaan mereka pulang ketempat
masing-masing trus sala satu orang masuk ketempat penhyembahan berhala trus melihat berhalanya ancur sontak
aja dia galau ( jaman dulu mang ada galau yach ?) alias marah trus ahkhirnya
merakapun tahu ini ulah nabi ibrahim
"Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda
yang mencela berhala-berhala
ini yang bernama Ibrahim"." (QS. al-Anbiya': 60)
salah
satu nabi ulul azmi ini dipanggil sama raja namrud trus ditanya
"Mereka bertanya: "Apakah benar engkau yang
melakukan semua ini terhadap tuhan kami wahai Ibrahim?" (QS. al-Anbiya':
62)
Ibrahim membalas dengan senyuman lalu beliau menunjuk kepada
tuhan yang paling besar yang tergantung di lehernya sebuah kapak.
"Tidak!"
"Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar
itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka
dapat berbicara". " (QS. al-Anbiya': 63)
Truss dukun ngomong:
"Siapa yang harus kita tanya?" Ibrahim menjawab: "Tanyalah
kepada tuhan kalian." Kemudian mereka berkata: "Bukankah engkau
mengetahui bahawa tuhan-tuhan itu tidak berbicara."(kata-kata yang dodol).
Ibrahim membalas: "Mengapa kalian menyembah sesuatu yang tidak mampu
berbicara, sesuatu yang tidak mampu memberikan manfaat dan sesuatu yang tidak
mampu memberikan mudarat. Tidakkah kalian mahu berfikir sebentar di mana letak
akal kalian. Sungguh tuhan-tuhan kalian telah hancur sementara tuhan yang
paling besar berdiri dan hanya memandanginya. Tuhan-tuhan itu tidak mampu
menghindarkan gangguan dari diri mereka, dan bagaimana mereka dapat
mendatangkan kebaikan buat kalian. Tidakkah kalian mahu berfikir sejenak. Kapak
itu tergantung di tuhan yang paling besar tetapi anehnya dia tidak dapat
menceritakan apa yang terjadi. Ia tidak mampu berbicara, tidak mendengar, tidak
bergerak, tidak melihat, tidak memberikan manfaat, dan tidak membahayakan. Ia hanya
sekadar batu, lalu mengapa manusia menyembah batu? Di mana letak akal fikiran
yang sehat?" Allah SWT menceritakan peristiwa tersebut dalam firman-Nya:
"Dan sesungguhnya telah kami anugerahkan kepada Ibrahim
hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui
keadaannya. (Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya:
'Patung-patung itu apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya ?' Mereka
menjawab: "Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya.' Ibrahim
menjawab: 'Sesungguhnya kamu dan bapak- bapakmu berada dalam kesesatan yang
nyata.' Mereka menjawab: 'Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh
ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main?' Ibrahim berkata:
'Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya;
dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas apa yang demikian
itu. Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-
berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya.' Maka Ibrahim membuat
berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari
patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka
berkata: 'Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami,
sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim.' Mereka berkata: 'Kami
mendengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama
Ibrahim.' Mereka berkata: '(Kalau demikian) Bawalah dia dengan cara yang dapat
dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikannya.' Mereka bertanya: 'Apakah
kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?'
Ibrahim menjawab: 'Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka
tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara.' Maka mereka telah
kembali kepada kesedaran mereka dan lalu berkata: 'Sesungguhnya kamu sekalian
adalah orang- orang yang menganiaya (diri sendiri).' Kemudian kepala mereka
jadi tertunduk (lalu berkata): Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui
bahawa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.' Ibrahim berkata:, maka
mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat
sedikit pun tidak dapat pula memberi mudarat kepada kamu?' Ah (celakalah) kamu
dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahaminya?
Mereka berkata: 'Bakarlah dia dan bantulah tuhan- tuhan kami jika kamu
benar-benar hendak bertindak.'" (QS. al- Anbiya': 51-68)
Dari
kisah tadi bisa disimpulkan nabi Ibrahim merupakan salah seorang nabi dengan
kecerdasan intelektual yang tinggi mulai dari menolak menyembah berhala dan
mencari tuhannya padahal umurnya masih terbilang muda sebagai remaja seharusnya beliau mesih mengalami masah permainain namun yang kita lihat justru berbanding terbaling beliau mampu menampilkan pemikiran yang kritis ketika mencari tuhan dan
berargumentasi dengan namrud dalam hal penyembahan ber hala, dari situlah kita
tau bahwa kenapa yahudi bisa sangat pintar itu sebabnya ,tidak salah jika
bangsa israil yang merupakan keurunan anak nabi Ibrahim yaitu ishaq, yang
merupakan anak dari siti sarah( istri pertama nabi Ibrahim), beliu(nabi ishaq) dipangil israil(hamba ALLAH)
kecerdasannya dan kesolehannya tapi yang
jadi pertanyaan gue adalah dari mana nabi Ibrahim bisa menjadi nabi yang
memiliki intelektual tinggi Bukannya fathanah(cerdas) memang salah satu ciri
pokok seorang nabi? Jawabannya bakalan tampil di artikel berikutnya( part 2)
Thank !
artikel
by fikri matdoan http://coazzter blogspot.com