Struktur
RNA
Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer
yang tersusun dari sejumlah nukleotida.
Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus pentosa,
dan satu gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan
berselang-seling antara gugus fosfat dari satu nukleotida dengan gugus pentosa
dari nukleotida yang lain.
Perbedaan RNA dengan DNA terletak
pada satu gugus hidroksil cincin gula pentosa, sehingga dinamakan ribosa, sedangkan gugus pentosa pada DNA
disebut deoksiribosa.[1]
Basa nitrogen pada RNA sama dengan DNA, kecuali basa timina pada DNA diganti dengan urasil pada RNA. Jadi tetap ada empat
pilihan: adenina,
guanina,
sitosina,
atau urasil untuk suatu nukleotida.
Selain itu, bentuk konformasi RNA
tidak berupa pilin ganda sebagaimana DNA, tetapi bervariasi sesuai dengan tipe
dan fungsinya.
Tipe-tipe
RNA
RNA hadir di alam dalam berbagai
macam/tipe. Sebagai bahan genetik, RNA berwujud sepasang pita (Inggris double-stranded
RNA, dsRNA). Genetika molekular klasik mengajarkan, pada eukariota
terdapat tiga tipe RNA yang terlibat dalam proses sintesis protein:[2]
- RNA-kurir (bahasa Inggris: messenger-RNA, mRNA), yang disintesis dengan RNA polimerase I.
- RNA-ribosom (bahasa Inggris: ribosomal-RNA, rRNA), yang disintesis dengan RNA polimerase II
- RNA-transfer (bahasa Inggris: transfer-RNA, tRNA), yang disintesis dengan RNA polimerase III
Pada akhir abad ke-20 dan awal abad
ke-21 diketahui bahwa RNA hadir dalam berbagai macam bentuk dan terlibat dalam
proses pascatranslasi. Dalam pengaturan ekspresi genetik orang sekarang
mengenal RNA-mikro (miRNA) yang terlibat dalam "peredaman
gen" atau gene silencing dan small-interfering RNA (siRNA)
yang terlibat dalam proses pertahanan terhadap serangan virus.
Fungsi
RNA
Pada sekelompok virus (misalnya bakteriofag),
RNA merupakan bahan genetik. Ia berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik,
sebagaimana DNA pada organisme hidup lain. Ketika virus ini menyerang sel
hidup, RNA yang dibawanya masuk ke sitoplasma sel korban, yang kemudian ditranslasi
oleh sel inang untuk menghasilkan virus-virus baru.
Namun demikian, peran penting RNA
terletak pada fungsinya sebagai perantara antara DNA dan protein
dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku untuk semua organisme hidup. Dalam peran
ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen DNA dalam proses transkripsi.
Kode urutan basa ini tersusun dalam bentuk 'triplet', tiga urutan basa N, yang
dikenal dengan nama kodon. Setiap kodon berelasi dengan satu asam amino
(atau kode untuk berhenti), monomer yang menyusun protein. Lihat ekspresi genetik untuk keterangan lebih lanjut.
Penelitian mutakhir atas fungsi RNA
menunjukkan bukti yang mendukung atas teori 'dunia RNA', yang
menyatakan bahwa pada awal proses evolusi,
RNA merupakan bahan genetik universal sebelum organisme hidup memakai DNA.
Interferensi
RNA
Suatu gejala yang baru ditemukan
pada penghujung abad ke-20 adalah adanya mekanisme peredaman (silencing)
dalam ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa RNA tidak diterjemahkan
(translasi) menjadi protein oleh tRNA. Ini terjadi karena sebelum sempat
ditranslasi, mRNA dicerna/dihancurkan oleh suatu mekanisme yang disebut sebagai
"interferensi RNA".
Mekanisme ini melibatkan paling sedikit tiga substansi (enzim
dan protein lain). Gejala ini pertama kali ditemukan pada nematoda
Caenorhabditis elegans tetapi selanjutnya ditemukan pada hampir semua
kelompok organisme hidup.sumber:
http://biologi-ilmu.blogspot.com