13 Jun 2012

Rahasia kecerdasan yahudi secara genetic (part 1)


Pada tau ngak salah satu ras yang paling ber pengaruuh di dunia ? jawabannya yahudi …. Yahudi,,yup,,, betul banget ras yang paling berpengaruh di dunia pada abad ke 20-21 ini ya mereka-mereka ini ,coba dech dibayangin hampir kebanyakan produk-produk pangan,papan, dan sandang  sebagian besar milik yahudi contohnya danone,unilever,forn.levi's jeans,dll  pertanyaannya kenapa yang memiliki jumlah yang begitu kecil mampu menguasai dunia? jawabannya ya jelas karna mereka lebih cerdas dan lebih berpengaruh dari pada kita. dan coba dech kita telisik lebih jauh ternyata kecerdasan yang mereka miliki bukannya hanya berasal dari seleksi alam( seleksi alam … kayak teori darwin)  semata tapi juga secara genetika,ya ialah keturunan langsng dari nabi besar Ibrahim a.s  ya… karna nab Ibrahim  ialah salah satu nabi  memiliki intelektual yang melibihi orang-orang lain.
Jika  banyak penuslis yang membahas kecerdasan yahudi secara seleksi alam dan genekika maka  yang  focus gue bahas kali ini  dari sudut pandang genetis.

menelisik kecerdasan nabi Ibrahim a.s.

sebagai seorang  muslim pasti sewaktu kecil kita pernah diceritakan tentang kisah nabi Ibrahim    
atau dienal juga dengan  nama Abraham menurut  umat nasrani dan yahudi (yahudi lagi…yahudi lagi) menurut kisahnya nich salah satu nabi bergelar ulul azmi ini semasa kecil pernah ngak setujuh dengan praktek  penyembahan patung yang dibuat oleh ayahnya sendiri. Nabi Ibrahim adalah putera Aaazar {Tarih} bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh a.s(bokapnya masih ada nasab nya sampai ke nabi nuh). Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama "Faddam A'ram" dalam kerajaan "Babylon" yang pada waktu itu diperintah oleh seorang raja bernama "Namrud bin Kan'aan( konon kabar nya  dia mati ama lalat atau nyamuk nga maco banget yach)."
nah ketikah nabi Ibrahim kecil ini di suruh menyembah patung yang di buat oleh tangan ayahanda nya sediri dia menolak dan mengatakan ngak ada  manfaatnyna nnyembah patung yang ngak bias bicara ,mendengar ,dan bergerak .dan ketika ia  beranjak remaja dia masih berdakwa kepada kaumnya yang sesat (dodol bin jahiliyah).

mencari tuhan

"Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Azar: 'Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.' Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda- tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi, dan Kami (memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin. Ketika malam menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: 'Inilah Tuhanku,' tetapi tatkala bintang itu tenggelam, dia berkata: 'Saya tidak suka kepada yang tenggelam.'" (QS. al-An'am: 74-76)

Al-Quran tidak menceritakan kepada kita peristiwa atau suasana yang dialami Ibrahim saat menyatakan sikapnya dalam hal itu, tapi kita merasa dari konteks ayat tersebut bahawa pengumuman ini terjadi di antara kaumnya. Dan tampak bahawa kaumnya merasa puas dengan hal tersebut. Mereka mengira bahawa Ibrahim menolak penyembahan berhala dan cenderung pada penyembahan bintang. Kita ketahui bahawa di zaman Nabi Ibrahim manusia menjadi tiga bahagian. Sebahagian mereka menyembah berhala sebahagian lagi menyembah bintang, dan sebahagian yang lain menyembah para raja. Namun di saat pagi, Nabi Ibrahim mengingatkan kaumnya dan membikin mereka terkejut di mana bintang-bintang yang diyakininya kelmarin kini telah tenggelam. Ibrahim mengatakan bahawa ia tidak menyukai yang tenggelam. Allah SWT berfirman:

"Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata:
'Inilah Tuhanku.'" (QS. al-An'am: 76)

Ibrahim kembali merenung dan memberitahukan kaumnya pada malam kedua bahawa bulan adalah tuhannnya. Kaum Nabi Ibrahim tidak mengetahui atau tidak memiliki kapasiti logik yang cukup atau kecerdasan yang cukup, bahawa sebenarnya Ibrahim ingin menyedarkan dengan cara sangat lembut dan penuh cinta. Bagaimana mereka menyembah tuhan yang terkadang tersembunyi dan terkadang muncul atau terkadang terbit dan terkadang tenggelam. Mula-mula kaum Nabi Ibrahim tidak mengetahui yang demikian itu. Pertama-tama Ibrahim menyanjung bulan tetapi ternyata bulan seperti bintang yang lain, ia pun muncul dan tenggelam: Allah SWT berfirman:

"Kemudian tatkala dia melihat sebuah bulan terbit dia berkata: 'Inilah Tuhanku.' Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: 'Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.'" (QS. al-An'am: 77)

Kita perhatikan di sini bahawa beliau berbicara dengan kaumnya tentang penolakan penyembahan terhadap bulan. Ibrahim berhasil "merobek" keyakinan terhadap penyembahan bulan dengan penuh kelembutan dan ketenangan. Bagaimana manusia menyembah tuhan yang terkadang tersembunyi dan terkadang muncul. Sungguh, kata Ibrahim, betapa aku membayangkan apa yang terjadi padaku jika Tuhan tidak membimbingku. Nabi Ibrahim mengisyaratkan kepada mereka bahawa beliau memiliki Tuhan, bukan seperti tuhan-tuhan yang mereka sembah. Namun lagi-lagi mereka belum mampu menangkap isyarat Nabi Ibrahim. Beliau pun kembali menggunakan argumentasi untuk menundukkan kelompok pertama dari kaumnya, yaitu penyembah bintang. Allah SWT berfirman:

"Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: 'Inilah Tuhanku. Inilah yang lebih besar.' Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: 'Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.'" (QS. al-An'am: 78-79)

Ibrahim berdialog dengan penyembah matahari. Beliau memberitahukan bahawa matahari adalah tuhannya kerana dia yang terbesar. Lagi-lagi Ibrahim memainkan peran yang penting dalam rangka menggugah fikiran mereka. Para penyembah matahari tidak mengetahui bahawa mereka menyembah makhluk. Jika mereka mengira bahawa ia adalah besar, maka Allah SWT Maha Besar.

Setelah Ibrahim memberitahukan bahawa matahari adalah tuhannya, beliau menunggu saat yang tepat sehingga matahari itu tenggelam dan ternyata benar dia bagaikan sembahan-sembahan yang lain yang suatu saat akan tenggelam. Setelah itu Ibrahim memploklamirkan bahawa beliau terbebas dari penyembahan bintang.

Ibrahim mulai memandang dan memberikan pengarahan kepada kaumnya bahawa di sana ada Pencipta langit dan bumi. Argumentasi Ibrahim mampu memunculkan kebenaran, tetapi sebagaimana biasa kebatilan tidak tunduk begitu saja. Mereka mulai menampakkan taringnya dan mulai menggugat keberadaan dan kenekatan Ibrahim as. Mereka mulai menentang Nabi Ibrahim dan mulai mendebatnya dan bahkan mengancamnya. Allah SWT berfirman:

"Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku. Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali jika Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu
tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) ? Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah) padahal kamu tidak takut mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujah kepadamu untuk mempersekutukan-Nya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui)?'" (QS. al-An'am: 80-81)

Kita tidak mengetahui sampai sejauh mana ketajaman pergelutan antara Nabi Ibrahim dan kaumnya, dan bagaimana cara mereka menakut-nakuti Nabi Ibrahim. Al-Quran tidak menyinggung hal tersebut. Namun yang jelas, tempat mereka yang penuh kebatilan itu mampu dilumpuhkan oleh Al-Quran. Dari cerita tersebut, Al-Quran mengemukakan Nabi bahawa Ibrahim menggunakan logik seorang yang berfikir sehat. Menghadapi berbagai tantangan dan ancaman dari kaumnya, Nabi Ibrahim justru mendapatkan kedamaian dan tidak takut kepada mereka. Allah SWT berfirman:

"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukan iman mereka dengan kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. " (QS. al-An'am: 82)

menghancurkan berhala

suatu ketika pernah beliau  ngancurin berhala-berhalah yang kecil dengan kapak trus beliau  gantungin kapaknya di leher patung yang gede , pas orang-orang pada selesai melakukan perayaan mereka pulang ketempat masing-masing trus sala satu orang masuk ketempat penhyembahan  berhala trus melihat berhalanya ancur sontak aja dia galau ( jaman dulu mang ada galau yach ?) alias marah trus ahkhirnya merakapun tahu ini ulah nabi ibrahim
"Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala
ini yang bernama Ibrahim"." (QS. al-Anbiya': 60)

salah satu nabi ulul azmi ini dipanggil sama raja namrud trus ditanya
"Mereka bertanya: "Apakah benar engkau yang melakukan semua ini terhadap tuhan kami wahai Ibrahim?" (QS. al-Anbiya': 62)

Ibrahim membalas dengan senyuman lalu beliau menunjuk kepada tuhan yang paling besar yang tergantung di lehernya sebuah kapak. "Tidak!"

"Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara". " (QS. al-Anbiya': 63)

Truss  dukun ngomong: "Siapa yang harus kita tanya?" Ibrahim menjawab: "Tanyalah kepada tuhan kalian." Kemudian mereka berkata: "Bukankah engkau mengetahui bahawa tuhan-tuhan itu tidak berbicara."(kata-kata yang dodol). Ibrahim membalas: "Mengapa kalian menyembah sesuatu yang tidak mampu berbicara, sesuatu yang tidak mampu memberikan manfaat dan sesuatu yang tidak mampu memberikan mudarat. Tidakkah kalian mahu berfikir sebentar di mana letak akal kalian. Sungguh tuhan-tuhan kalian telah hancur sementara tuhan yang paling besar berdiri dan hanya memandanginya. Tuhan-tuhan itu tidak mampu menghindarkan gangguan dari diri mereka, dan bagaimana mereka dapat mendatangkan kebaikan buat kalian. Tidakkah kalian mahu berfikir sejenak. Kapak itu tergantung di tuhan yang paling besar tetapi anehnya dia tidak dapat menceritakan apa yang terjadi. Ia tidak mampu berbicara, tidak mendengar, tidak bergerak, tidak melihat, tidak memberikan manfaat, dan tidak membahayakan. Ia hanya sekadar batu, lalu mengapa manusia menyembah batu? Di mana letak akal fikiran yang sehat?" Allah SWT menceritakan peristiwa tersebut dalam firman-Nya:

"Dan sesungguhnya telah kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui keadaannya. (Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: 'Patung-patung itu apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya ?' Mereka menjawab: "Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya.' Ibrahim menjawab: 'Sesungguhnya kamu dan bapak- bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata.' Mereka menjawab: 'Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main?' Ibrahim berkata: 'Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya; dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas apa yang demikian itu. Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala- berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya.' Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata: 'Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim.' Mereka berkata: 'Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.' Mereka berkata: '(Kalau demikian) Bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikannya.' Mereka bertanya: 'Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?' Ibrahim menjawab: 'Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara.' Maka mereka telah kembali kepada kesedaran mereka dan lalu berkata: 'Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang- orang yang menganiaya (diri sendiri).' Kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu berkata): Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahawa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.' Ibrahim berkata:, maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun tidak dapat pula memberi mudarat kepada kamu?' Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahaminya? Mereka berkata: 'Bakarlah dia dan bantulah tuhan- tuhan kami jika kamu benar-benar hendak bertindak.'" (QS. al- Anbiya': 51-68)


Dari kisah tadi bisa disimpulkan nabi Ibrahim merupakan salah seorang nabi dengan kecerdasan intelektual yang tinggi mulai dari menolak menyembah berhala dan mencari tuhannya padahal umurnya masih terbilang muda sebagai remaja seharusnya beliau mesih mengalami masah permainain namun yang kita lihat justru berbanding terbaling beliau mampu menampilkan pemikiran yang kritis ketika mencari tuhan dan berargumentasi dengan namrud dalam hal penyembahan ber hala, dari situlah kita tau bahwa kenapa yahudi bisa sangat pintar itu sebabnya ,tidak salah jika bangsa israil yang merupakan keurunan anak nabi Ibrahim yaitu ishaq, yang merupakan anak dari siti sarah( istri pertama nabi Ibrahim),  beliu(nabi ishaq) dipangil israil(hamba ALLAH)  kecerdasannya dan kesolehannya tapi yang jadi pertanyaan gue adalah dari mana nabi Ibrahim bisa menjadi nabi yang memiliki intelektual tinggi Bukannya fathanah(cerdas) memang salah satu ciri  pokok seorang nabi? Jawabannya bakalan tampil di artikel berikutnya( part 2)
Thank  !


artikel by fikri matdoan http://coazzter blogspot.com

 

Popular Posts

© Copyright 2010. yourblogname.com . All rights reserved | yourblogname.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com