Serangga
Rentang fosil: Karbonifer - Masa kini |
||||||||
|
||||||||
Ordo
|
||||||||
|
Serangga (disebut pula Insecta,
dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda)
yang bertungkai
enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda
(dari bahasa
Yunani yang berarti "berkaki enam") [1]
Kajian mengenai
peri kehidupan serangga disebut entomologi[1]
Serangga termasuk dalam kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera
(misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan
Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan ngengat)[2].
Kelompok Apterigota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga dewasanya tidak
memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya termasuk dalam kelompok Pterigota karena
memiliki sayap [2].
Serangga
merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi.[1]
Ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi di bumi.
[1]
Sejarah
- Keaneka-ragaman serangga telah terdapat pada periode Carboniferous (sekitar 300 juta tahun yang lalu).[1]
- Pada periode Permian (270 juta tahun yang lalu) beberapa kelompok serangga telah menyerupai bentuk yang dijumpai sekarang. [1]
- Sayap pada serangga mungkin pada awalnya berevolusi sebagai perluasan kutikula yang membantu tubuh serangga itu menyerap panas, kemudian baru menjadi organ untuk terbang [1] Pandangan lain menyarankan bahwa sayap memungkinkan hewan itu meluncur dari vegetasi ke tanah, atau bahkan berfungsi sebagai insang dalam serangga akuatik. [1]Hipotesis lain menyatakan bahwa sayap serangga berfungsi untuk berenang sebelum mereka berfungsi untuk terbang [1]
Kemampuan
- Salah satu alasan mengapa serangga memiliki keanekaragaman dan kelimpahan yang tinggi adalah kemampuan reproduksinya yang tinggi, serangga bereproduksi dalam jumlah yang sangat besar, dan pada beberapa spesies bahkan mampu menghasilkan beberapa generasi dalam satu tahun.[1]
- Kemampuan serangga lainnya yang dipercaya telah mampu menjaga eksistensi serangga hingga kini adalah kemampuan terbangnya.[1] Hewan yang dapat terbang dapat menghindari banyak predator, menemukan makanan dan pasangan kawin, dan menyebar ke habitat baru jauh lebih cepat dibandingkan dengan hewan yang harus merangkak di atas permukaan tanah. [1]
- Umumnya serangga mengalami metamorfosis sempurna, yaitu siklus hidup dengan beberapa tahapan yang berbeda: telur, larva, pupa, dan imago [2]. Beberapa ordo yang mengalami metamorfosis sempurna adalah Lepidoptera, Diptera, Coleoptera, dan Hymenoptera. [2] Metamorfosis tidak sempurna merupakan siklus hidup dengan tahapan : telur, nimfa, dan imago.[2] Peristiwa larva meniggalkan telur disebut dengan eclosion.[rujukan?] Setelah eclosion, serangga yang baru ini dapat serupa atau beberapa sama sekali dengan induknya [2]. Tahapan belum dewasa ini biasanya mempunyai ciri perilaku makan yang banyak [2].
Pertumbuhan
tubuh dikendalikan dengan menggunakan acuan pertambahan berat badan, biasanya
dalam bentuk tangga dimana pada setiap tangga digambarkan oleh lepasnya kulit lama (exuvium),
dimana proses ini disebut molting [2].
Karena itu pada setiap tahapan, serangga tumbuh sampai dimana pembungkus luar
menjadi terbatas, setelah ditinggalkan lagi dan seterusnya sampai sempurna [3].
Ragam
Lebih dari
800.000 spesies
insekta sudah ditemukan. Terdapat 5.000 spesies bangsa capung (Odonata), 20.000
spesies bangsa belalang
(Orthoptera), 170.000 spesies
bangsa kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), 120.000
bangsa lalat dan kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies bangsa kepik (Hemiptera),
360.000 spesies bangsa kumbang (Coleoptera), dan 110.000 spesies bangsa semut dan lebah (Hymenoptera).[2].
Ordo
Lepidoptera ketika fase
larva memiliki tipe mulut pengunyah, sedangkan ketika imago memiliki tipe mulut
penghisap. Adapun habitat dapat dijumpai di pepohonan [2].
Ordo Collembola memiliki ciri
khas yaitu memiliki collophore, bagian yang mirip tabung yang terdapat pada
bagian ventral di sisi pertama segmen abdomen [2].
Ada beberapa dari jenis ini yang merupakan karnivora dan penghisap cairan [2].
Umumnya Collembolla merupakan scavenger yang memakan sayuran dan jamur yang
busuk, serta bakteri, selain itu ada dari jenis ini yang memakan feses Artropoda,
serbuk sari, ganggang, dan material lainnya [2].
Ordo Coleoptera memliki tipe
mulut pengunyah dan termasuk herbivore [2].
Habitatnya adalah di permukaan tanah, dengan membuat lubang, selain itu juga
membuat lubang pada kulit pohon, dan ada beberapa yang membuat sarang pada
dedaunan .[2].
Ordo Othoptera termasuk
herbivora, namun ada beberapa spesies sebagai predator. [2].Tipe
mulut dari ordo ini adalah tipe pengunyah. Ciri khas yang dapat dijumpai yaitu
sayap depan lebih keras dari sayap belakang [2].
Ordo Dermaptera mempunyai
sepasang antenna, tubuhnya bersegmen terdiri atas toraks dan abdomen [3].
Abdomennya terdapat bagian seperti garpu [3].
Ordo Diplura memiliki mata majemuk, tidak terdapat ocelli, dan tarsinya terdiri
atas satu segmen. Habitatnya di daerah terrestrial, dapat ditemukan di bawah
batu, di atas tanah, tumpukan kayu, di perakaran pohon, dan di gua. Ordo ini
merupakan pemakan humus [3].
Ordo Hemiptera memiliki tipe
mulut penusuk dan penghisap. Ada beberapa yang menghisap darah dan sebagian
sebagai penghisap cairan pada tumbuhan. Sebagian besar bersifat parasit bagi
hewan, tumbuhan, maupun manusia. Ordo ini banyak ditemukan di bagian bunga dan
daun dari tumbuhan, kulit pohon, serta pada jamur yang busuk [3].
Ordo Odonata memiliki tipe
mulut pengunyah. Umumnya Ordo ini termasuk karnivora yang memakan serangga
kecil dan sebagian bersifat kanibal atau suka memakan sejenis. Habitatnya adalah
di dekat perairan. Biasanya ditemukan di sekitar air terjun, di sekitar danau,
dan pada daerah bebatuan [3].
Sub kelas
Diplopoda memiliki ciri
tubuh yang panjang seperti cacing dengan beberapa kaki, beberapa memiliki kaki
berjumlah tiga puluh atau lebih, dan segmen tubuhnya menopang dua bagian dari
tubuhnya [2].
Hewan jenis ini memiliki kepala cembung dengan daerah epistoma yang besar dan
datar pada bagian bawahnya [2].
Habitatnya
adalah di lingkungan yang basah, seperti di bawah bebatuan, menempel pada lumut, di perakaran
pohon, dan di dalam tanah. Tipe mulutnya adalah pengunyah [2].
Beberapa dari jenis ini merupakan scavenger dan memakan tumbuhan yang busuk,
selain itu ada beberapa yang merupakan hama bagi tanaman [2].
Biologi Serangga
Anatomi
serangga betina
A- Kepala (caput) B- Dada (thorax) C- Perut (abdomen)
A- Kepala (caput) B- Dada (thorax) C- Perut (abdomen)
1. antena
2. ocelli (bawah)
3. ocelli (atas)
4. mata majemuk
5. otak (ganglia otak)
6. dada depan (prothorax)
7. pembuluh darah dorsal
8. saluran trakea (ruas-ruas dengan spirakulum)
9. dada tengah (mesothorax)
10. dada belakang (metathorax)
11. sayap depan
12. sayap belakang
13. perut
14. jantung
15. ovarium
16. perut belakang (usus, rektum, anus)
17. anus
18. vagina
19. berkas saraf (ganglia perut)
20. saluran Malpighia
21. tungkai dada
22. cakar pengait
23. tarsus
24. tibia
25. femur
26. trochanter
27. perut depan
28. ganglion dada
29. coxa
30. kelenjar ludah
31. ganglion suboesophagus
32. mulut
2. ocelli (bawah)
3. ocelli (atas)
4. mata majemuk
5. otak (ganglia otak)
6. dada depan (prothorax)
7. pembuluh darah dorsal
8. saluran trakea (ruas-ruas dengan spirakulum)
9. dada tengah (mesothorax)
10. dada belakang (metathorax)
11. sayap depan
12. sayap belakang
13. perut
14. jantung
15. ovarium
16. perut belakang (usus, rektum, anus)
17. anus
18. vagina
19. berkas saraf (ganglia perut)
20. saluran Malpighia
21. tungkai dada
22. cakar pengait
23. tarsus
24. tibia
25. femur
26. trochanter
27. perut depan
28. ganglion dada
29. coxa
30. kelenjar ludah
31. ganglion suboesophagus
32. mulut
Serangga
merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Fosil-fosilnya dapat
dirunut hingga ke masa Ordovicius. Fosil kecoa dan capung raksasa
primitif telah ditemukan. Sejumlah anggota Diptera seperti lalat dan nyamuk yang
terperangkap pada getah
juga ditemukan.
Metamorfosis pada Serangga
Hewan ini juga
merupakan contoh klasik metamorfosis. Setiap serangga mengalami proses perubahan
bentuk dari telur
hingga ke bentuk dewasa yang siap melakukan reproduksi.
Pergantian tahap bentuk tubuh ini seringkali sangat dramatis. Di dalam tiap
tahap juga terjadi proses "pergantian kulit" yang biasa disebut
proses pelungsungan. Tahap-tahap ini
disebut instar. Ordo-ordo serangga
seringkali dicirikan oleh tipe metamorfosisnya.
Morfologi Serangga
Secara morfologi,
tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara
bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga
bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput),
dada (thorax), dan perut (abdomen).
Peran serangga
Banyak serangga
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu sebagai organisme
pembusuk dan pengurai termasuk limbah, sebagai objek estetika dan wisata,
bermanfaan pada proses penyerbukan maupun sebagai musuh alami hama tanaman,
pakan hewan (burung) yang bernilai ekonomi tinggi [4],
penghasil madu (dari genus Apis) dll[5].
Referensi
1.
^ a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
Campbell, N.A,J.B. Reece, dan L.G. Mitchell, 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid
2. ISBN : 979-688-469-0. Jakarta: Erlangga.
2.
^ a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
n
o
p
q
r
s
t
u
Borror et al. 2005. Study of Insect.Ed-7. Amerika: Thomson Brook/ Cole.
4.
^ Gandjar. 1997.
Prosiding Seminar Nasional Biologi XV, Universitas Lampung, ISBN
979-8287-17-7.Lampung: Perhimpunan Biologi Indonesia.